Lintas Indonesia

Informasi Dunia PTC

Cellular Corner

Sejarah Pekalongan - The Myth

23 Februari 2009

Kisah ini diceritakan oleh orang-orang tua, tentang bagaimana riwayat Pekalongan dahulu, dengan bumbu heroisme dan penuh keajaiban sehingga terkesan demikian sakralnya, diceritakan secara turun temurun.



Sudah menjadi kebiasaan orang-orang tua untuk membumbui cerita selezat-lezatnya sehingga mempunyai kesan magis dan sakral. Ini cerita tentang sejarah kota leluhur dari kakek atau bapak kepada anak atau cucu, sehingga dibuat sedemikian rupa supaya yang mendengar bisa bangga terhadap tanah kelahirannya. Perkara masuk akal atau tidak itu lain soal.


Syahdan ada seorang Pangeran yang oleh ayahandanya, penguasa sebuah negeri, dititipkan ke pertapa sakti untuk belajar berbagai macam ilmu, termasuk ilmu kanuragan dan ilmu ketatanegaraan, sehingga pada saatnya nanti ia siap untuk menjadi raja menggantikan ayandanya.


Di akhir masa belajarnya, oleh sang guru, Pangeran disuruh bertapa untuk menyempurnakan ilmunya. Cara bertapanya bukan sembarang tapa, melainkan Tapa Ngalong, yaitu menirukan hewan Kalong (sejenis kelelawar besar) dengan cara menggantung kaki di atas kepala di bawah.


Ketika saatnya tiba, sang Pangeran mendapat bagian wilayah kekuasaan di sekitar tempatnya berguru. Karena ia bertapa dengan cara ngalong, ia menamakan tempat itu PEKALONGAN.


Sampai di sini cerita tentang Pekalongan yang aku dengar dari para leluhur. Soal kebenarannya wallahu a'lam bishshowab. Mudah-mudahan tidak ada guru sejarah yang membaca postingan ini karena bisa-bisa aku dikritik karena menulis cerita berdasarkan kisah warisan yang kebenarannya tidak bisa dipertanggungjawabkan. Kalau pun ada, semoga memberitahukan kisah yang sebenarnya yang tidak dilatarbelakangi oleh cerita mitos yang penuh mistis.


3 komentar:

arfianto senoaji mengatakan...

Ahahahaaii,...
Bener Owk Maz,..
Tp Sejarahnya Kurang tu,..
Aq Waktu di Cerita'in Sejarah Kota Pekalongan ma Ne2kQ Gak se Pendek itu,..
Pajang Banget Critanya maz,..
(salam dek wong pekalongan asli)

Cah Pekalongan mengatakan...

Wah, kalau panjang2 ntar jadi novel dunk mas, hehe. Tapi boleh deh kalo sampeyan mau nambahin..
Salam kenal juga dari wong nDungwuni..

bawor mengatakan...

yo wis kapan2 ak tak cerito tempat2 sing disik kanggo topo ngalong. sampek saiki isih ono kok nek gelem engko tak jak topo

Kolom Sastra

 
 
 

Belajar Blog

Belajar SEO

Belajar Bisnis Online