Lintas Indonesia

Informasi Dunia PTC

Cellular Corner

Obyek Wisata Alam di Pekalongan

27 Februari 2009

Selain Linggo Asri yang menjadi obyek wisata alam andalan, kabupaten Pekalongan masih mempunyai banyak obyek wisata alam. Beberapa di antaranya aku sebutkan di bawah ini.


Watu Ireng di Kandangserang


watu_irengObyek wisata yang berupa batu besar dan berwarna hitam ini lebih dikenal masyarakat sebagai Obyek Wisata Watu Ireng. Watu Ireng yang terletak di Desa Lambur Kecamatan Kandangserang, 17 km ke arah selatan dari Ibukota Kabupaten Pekalongan, diperkirakan bagian dalamnya berongga.



Ekowisata Petungkriono

ekowisata_petungkriono Petungkriyono merupakan salah satu kecamatan Kabupaten Pekalongan berlokasi di lereng Gunung Ragajambangan pada ketinggian 900 – 1600 m dpl. Sebuah kawasan yang sejuk dengan keragaman dan keindahan alam yang cocok untuk tempat wisata.

Jarak dari ibukota Kabupaten Pekalongan sekitar 30 km dan dapat di capai dengan kendaraan umum.


Sebagai kawasan ekowisata, Petungkriyono merupakan lokasi yang memberikan banyak pilihan untuk melakukan pemenuhan hasrat berwisata alam secara bertanggung jawab. Di kawasan ini anda dapat memperoleh pengalaman melakukan penjelajahan alam dan kegiatan outbond.


WISATA ALAM LOLONG


Wisata Alam Lolong terletak kurang lebih 6 Km dari kota Kecamatan Karanganyar. Potensi wiasata ini juga didukung dengan adanya buah durian yang sudah cukup terkenal pada setiap musimnya.


WISATA ALAM ROGOSELO


Wisata Alam Rogoselo terletak kurang lebih 14 km dari ibu kota Kecamatan Doro tepatnya di Desa Rogoselo. Wisata berupa petilasan/cagar alam Arca Baron Sekeber dan Makam Ki Gede Atas Angin.


OBYEK WISATA CURUG MUNCAR


Dikenal sebagai daerah yang sangat eksotis dengan keindahan air terjun dan pemandangan alamnya. Air terjun Curug Muncar ini banyak sekali dikunjungi oleh para wisatawan dan para pecinta alam.


Lanjutkan..

Linggo Asri, Wisata Alam Andalan Pekalongan

26 Februari 2009

obyek_wisata_alam_linggo_asriJika Anda suka pemandangan alam di ketinggian yang berhawa sejuk, coba berkunjung ke Linggo Asri, obyek wisata andalan kabupaten Pekalongan. Letaknya di sebelah selatan kecamatan Kajen di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut.

Ciri khas lokawisata ini adalah panorama alami dan udaranya yang sejuk karena berada di daerah tinggi. Perpaduan potensi alam, pegunungan dan hutan wisata serta kondisi masyarakat yang masih pedesaan menjadi faktor yang menarik untuk dinikmati. Letaknya di jalan kabupaten yang menghubungkan Pekalongan dengan kabupaten Banjarnegara sehingga sangat strategis sebagai daerah wisata yang mudah dijangkau.


Kenanganku di tempat ini adalah ketika bersama rombongan teman-teman naik sepeda motor. Jalannya naik turun dan di beberapa titik lumayan berbahaya jika tidak hati-hati. Ada teman yang senang bergaya menarik perhatian orang. Akhirnya memang ia jadi tontonan orang ketika di satu belokan tajam dia ... nyungsep ke rerimbunan pohon teh di sepanjang jalan. Beruntung dia tidak jatuh ke jurang yang lumayan curam. Selamat, selamat... Eh, iya, namanya kebetulan Slamet!!!


Lanjutkan..

Data Kependudukan Kabupaten Pekalongan

25 Februari 2009

Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan, dan Kepadatan Penduduk

penduduk_pekalonganJumlah Penduduk Kabupaten Pekalongan akhir tahun 2006 sebanyak 891.442 jiwa, yang terdiri dari 448.327.jiwa penduduk laki-laki dan 443.115 jiwa penduduk perempuan, sementara jumlah penduduk tahun 2005 tercatat 886.398 jiwa yang terdiri dari 445.996 jiwa penduduk laki-laki dan sebanyak 440.402 jiwa penduduk perempuan. Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2005 yang merupakan angka koreksi updating data Pendataan Penduduk dan Pendaftaran Pemilih Berkelanjutan ( P4B ), maka dalam tahun 2006 mengalami pertumbuhan penduduk sebesar 0,57%.
Laju pertumbuhan penduduk tahun 2006 sebesar 5.044 jiwa atau 0,57% mengalami penurunan bila dibanding dengan tahun 2005 yang mencapai 1,04%, hal ini menunjukkan bahwa pengendalian laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Pekalongan dapat ditekan secara optimal.

Kepadatan penduduk Kabupaten Pekalongan tahun 2006 adalah sebanyak 1.066 jiwa/km2, mengalami peningkatan sedikit dibanding tahun 2005 sebanyak 1.060 jiwa/km2, sedangkan penduduk yang paling padat terdapat di wilayah Kecamatan Buaran yaitu sebanyak 4.487 jiwa/km2 dan kepadatan penduduk yang paling rendah adalah di Kecamatan Petungkriyono yaitu sebanyak 161 jiwa /km2.



DATA REKAPITULASI JUMLAH PENDUDUK

KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2007



No

KECAMATAN

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH


LAKI-LAKI

PEREMPUAN


1

Kandangserang

16.466

16.629

33.095


2

Paninggaran

20.037

19.321

39.358


3

Lebakbarang

5.617

5.309

10.926


4

Petungkriyono

6.168

6.051

12.219


5

Talun

13.967

15.761

29.728


6

Doro

22.045

20.938

42.983


7

Karanganyar

21.289

20.497

41.786


8

Kajen

33.221

33.083

66.294


9

Kesesi

35.801

35.348

71.149


10

Sragi

33.130

33.036

66.166


11

Bojong

37.875

36.146

74.021


12

Wonopringgo

21.512

21.136

42.648


13

Kedungwuni

45.581

44.647

90.228


14

Buaran

21.921

21.558

43.479


15

Tirto

33.552

32.921

66.473


16

Wiradesa

28.911

28.456

57.367


17

Siwalan

22.351

22.965

45.316


18

Karangdadap

17.567

17.335

34.992


19

Wonokerto

22.293

21.914

44.207


JUMLAH

452.294

453.071

912.365

KEPADATAN PENDUDUK
KABUPATEN PEKALONGAN PER KM 2/TAHUN

TAHUN 2003 s/d 2007


TAHUN

LUAS

DAERAH (KM2)

JUMLAH.

PENDUDUK

KEPADATAN

PENDUDUK

PER KM2

2003

836,13

841.708

1.007

2004

836,13

845.503

1.011

2005

836,13

886.398

1.060

2006

836,13

891.442

1.066

2007

836,13

912.365

1.091


(Sumber Buku Profil, Potensi, Peluang Investasi dan Kebijakan Pembangunan Kabupaten Pekalongan Tahun 2007)

Sumber: Pemkab Pekalongan

Lanjutkan..

Sejarah Pekalongan - Babad Tanah Jawa

Sejarah Pekalongan berikut ini lebih bernilai ilmiah karena ada bukti tertulis, bukan sekedar mitos, cerita pengantar tidur dari orang tua ke anak-cucunya.

Pekalongan mulai dikenal setelah Bahurekso bersama anak buahnya berhasil membuka Hutan Gambiran / Gambaran, atau dikenal pula Muara Gambaran. Hal ini terjadi setelah Bahurekso gagal didalam penyerangan ke Batavia, bersama anak buahnya kembali ke Pantai Utara Jawa Tengah, namun secara sembunyi-sembunyi, sebab kalau diketahui oleh Pemerintah Sultan Agung pasti ditangkap dan dihukum mati sehingga terus melakukan yang disebut TAPA-NGALONG. Dari sinilah muncul prediksi-prediksi berkaitan dengan istilah PEKALONGAN.

Menurut penuturan R. Basuki (Putra Almarhum R. Soenarjo keturunan Bupati Mandurorejo) ; nama Pekalongan berasal dari istilah setempat HALONG (ALONG) yang artinya hasil. Jadi Pekalongan disebut juga dengan nama PENGANGSALAN yang artinya pembawa keberuntungan. Prediksi Tapa Ngalong itu hanya gambaran (sanepo) yang mempunyai maksud siang hari sembunyi, malam hari keluar untuk mencari nafkah.


Didalam babad Sultan Agung yang merupakan sumber yang dapat dipercaya istilah pengangsalan juga muncul:


"Gegaman wus kumpul dadi siji, samya dandan samya numpak palwa, gya ancal mring samudrane ; lampahe lumintu, ing Tirboyo lawan semawis ; ing Lepentangi, Kendal, Batang, Tegal, Sampun, Barebes lan Pengangsalan. Wong pesisir sadoyo tan ono kari, ing Carbon nggertata" (senjata-senjata telah berkumpul jadi satu. Setelah semuanya siap, para prajurit diberangkatkan berlayar.Pelayaran tiada henti-hentinya melewati Tirbaya, Semarang, Kaliwungu, Kendal, Batang, Tegal, Brebes dan Pengangsalan. Semua orang pesisir tidak ada yang ketinggalan (mereka berangkat menyiapkan diri di Cirebon).


Dari beberapa uraian tersebut, prediksi Topo Ngalong hanya gambaran atau sanepo yang mempunyai maksud, pada siang hari sembunyi, dan hanya keluar pada malam hari untuk mencari makan / nafkah.


Sejarah Pekalongan selengkapnya, mulai jaman prasejarah, jaman penjajahan Belanda, sampai jaman Republik Indonesia, bisa dilihat di sini.


(Sumber : situs Pemerintah Kab Pekalongan )


Lanjutkan..

Kolom Sastra

 
 
 

Belajar Blog

Belajar SEO

Belajar Bisnis Online